Kamis, 07 April 2011

Asma' Binti Abu Bakr Radhiallahu Anha

( Wanita Pemilik Dua Ikat Pinggang)

Sosok Asma’ adalah teladan kaum muslimah dan mukminah. Akhlaknya terpuji, sholihah, cerdas dan  pembrani namun tetap rendah hati. Beliau sangat dermawan, sabar, tegar  dan istiqomah. Asma’ tumbuh dan berkembang, dibawah asuhan langsung sang ayah, Abu Bakar Ash-Shiddiq a. Salah seorang sahabat terbaik Rasulullah n. Beliaulah  laki-laki dewasa pertama yang memeluk Islam. Ketika cahaya Islam mulai menyinari Jazirah Arab. Maka tidak mengherankan, jika Asma’ beriman sejak dini dan termasuk wasaabiquunal awwaluun. Ia merupakan orang kedelapan belas (18) yang bersyahadat di  kota Mekah.
Asma’ binti Abu Bakar c dilahirkan 27 tahun sebelum peristiwa hijrah. Usianya sepuluh (10) tahun lebih tua dari saudaranya seayah ( ‘Aisyah binti Abu Bakar c ). Sedangkan Abdullah bin Abu Bakar adalah saudaranya sekandung. Ibundanya adalah Qutailah binti Abdul Uzza bin Abdullah bin As’ad bin Nashr.
Sebelum hijrah ke Madinah ‘Asma dipersunting oleh Zubair ibnul Awwam . Pemuda yang me -miliki keimanan luar biasa. Ia merupakan salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk syurga. Zubair mendapat julukan “ Hawari “ ( pengawal setia ) Nabi Muhammad n. Sikap syaja’ah yang melekat pada dirinya, menjadikan ia muslim pertama yang menghunus pedang dijalan Allah l.
Isteri Sholihah
Saat menikah, Zubair tidak memiliki apapun, kecuali  seekor kuda . Yang oleh Asma’ selalu di-rawatnya sendiri. Ia menumbuk kurma yang sudah matang, memberinya  makan dan minum. Bahkan mengambil dan membawa sendiri kurma itu, diatas kepalanya. Dari kebun Zubair pemberian Rasulullah n, yang berjarak 2/3 farsakh = 2 mil. Selain itu, ia menjahit tempat minum dari kulit. Semuanya dilakukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Tanpa keluh kesah. Subhanallah mulianya akhlak Asma’.
Dari pasangan penuh barokah ini, lahir putra- putri terpilih. Salah seorang putra beliau adalah  Abdullah bin Zubair. Dikemudian hari, ia menjadi Khalifah, menggantikan Yazid bin Muawiyah yang wafat.
     Allah l  mengkarunia usia yang panjang dan barokah kepada ‘Asma. Beliau meninggal dunia pada usia lebih dari 100 tahun . Dan merupakan orang terakhir dari golongan Muhajirin yang meninggal dunia. Asma’ menghadap Sang Khalik pada tahun 73 Hijriah.
Teguh memegang rahasia
Tidak hanya Zubair yang memiliki sikap syaja’ah (pemberani), tapi juga Asma’. Walaupun seorang perempuan, bahkan saat itu sedang hamil. Ia tidak gentar menghadapi Abu Jahal. Dan mampu merahasiakan keberadaan Rasulullah n ketika hijrah.
Ibnu Ishaq meriwayatkan, “ Aku mendengar keterangan bahwa Asma’ berkata,” Abu Jahal datang kerumahku bersama tokoh Quraisy, maka aku menemui mereka. Mereka bertanya,” Dimana ayahmu ?.” Aku menjawab,” Demi Allah, aku tidak tahu dimana dia.” Abu Jahal langsung mengayunkan tangannya dan menampar pipiku sekeras-kerasnya, sehingga antingku lepas. Lalu mereka pergi.”
Subhanallah … sungguh, Asma’ dengan penuh keberanian telah mematuhi larangan Allah . Agar seorang muslim tidak  menyerahkan saudaranya kepada musuh. Sikap tegar berpadu dengan  kemampuan mengendalikan emosi tepat.
Kisah dua ikat pinggang.
Kisah perjalanan hidup Asma’ tidak dapat dilepaskan dengan kisah hijrahnya Rasulullah l  dan ayahnya, Abu Bakar a ke Madinah. Selain kisah mulia diatas , masih ada satu kisah lain yang tercatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah kehidupan Asma’.
Dari Asma’ x dia bercerita,
“ Aku membuat rangsum makanan untuk Rasulullah n dan Abu Bakar , ketika mereka hendak menuju Madinah. Aku berkata kepada ayah,” Aku tidak membawa sesuatu untuk mengikat ( wadah makanan )  kecuali sabuk pingganggu ini .“ Abu Bakar berkata,” Kalau begitu , belahlah  ikat pinggangmu menjadi dua. Gunakan belahan yang satu untuk mengikat wadah makanan dan yang satunya lagi untuk wadah minuman.” Aku mengikuti sarannya, maka aku dijuluki “ dzaatun nithaaqain” .( HR. Bukhari ).
Zubair bin Bakkar bercerita tentang peristiwa ini, “ Rasulullah n  berkata ,” Semoga Allah mengganti sabukmu dengan dua sabuk di syurga.”  Sejak saat itu Asma’ dijuluki dzaatun nithaaqain.
Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakr ash-Shiddiq c
Selain akhlak  mulia diatas, Asma’ masih memiliki akhlak  karimah lain, yaitu sikap dermawan. Sikap yang  sekarang ini jarang dimiliki kebanyakan wanita .
Al Qasim bin Muhammad berkata,” Aku pernah mendengar Ibnu Zubair mengatakan,” Aku tidak pernah melihat ada dua orang perempuan yang lebih dermawan dari pada ‘Aisyah dan Asma’. Sedang kedermawanan mereka berbeda. ‘Aisyah sering mengumpulkan hartanya. Hingga ketika dirasa telah cukup banyak, maka ia akan membagikannya semua. Sedangkan Asma’ jika mempunyai sesuatu , dia tidak pernah menyimpannya sampai besok ( langsung membagikan semuanya) .”
 Nasihat mulia dan ketegaran seorang Ibu.
Saat putranya, Abdullah bin Zubair menjabat sebagai Khalifah ( menguasai seluruh Hijaz, Yaman, Iraq dan Khurasan ) Asma’ sudah berusia lanjut ( hampir 100 tahun). Walaupun demikian, beliau masih dapat memberikan pandangan yang tajam dan sarat hikmah, kepada putranya. Ketika terjadi pengepungan yang dipimpin oleh Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi.
Dalam keadaan terdesak, karena ditinggalkan oleh sebagian besar pasukannya, Zubair ditemani oleh saudaranya, Urwah bin Zubair menemui sang Ibu.
Disebutkan di dalam Siyar A’lam An-Nubala (2/293), Urwah berkata,” Saya dan saudara saya, Abdullah bin az-Zubair pernah menemui ibu kami pada hari kesepuluh sebelum  ia terbunuh.
Abdullah bin az-Zubair berkata,” Bagaimanakah engkau mendapati dirimu ? ”.
Asma’ menjawab, ” Sakit ”.
Abdullah berkata , ” Sesungguhnya didalam kematian ada ketentraman”.
Asma berkata,” Mungkin engkau mengharapkan kematianku,. Tapi tentu tidak begitu.”
Lalu, ia tertawa. Dia berkata lagi,” Demi Allah, saya belum ingin mati hingga engkau datang kepada Hajjaj bin Yusuf untuk memeranginya. Dan engkau terbunuh dan itu yang aku harapkan. Atau engkau menang hingga menjadi penyejuk mata. Janganlah engkau mundur selangkahpun dan bersepakat dengannya, hanya karena benci kepada mati.”
Sesungguhnya, Abdullah bin az-Zubair khawatir kepada sang Ibu. Jika sesuatu hal buruk terjadi pada dirinya. Namun kenyataannya, sang Ibu yang mulia malah memberinya  nasihat yang membangkitkan semangat. Allahu Akbar .
Takdir terjadi, Abdullah  gugur dikancah jihad sebagai syuhada. Al Hajjaj, yang tidak memiliki akhlak dan rasa prikemanusiaan menyalib tubuhnya di areal Masjidil Haram selama beberapa waktu.
Ketika Ibnu Umar datang ta’ziyah atas kematian putranya, beliau mendapati Asma’ binti  Abu Bakr berada  disudut masjid. Ibnu Umar menoleh kepadanya dan berkata,” Sesungguhnya jasad ini tidak ada artinya, sebab arwah itu berada disisi Allah, bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah”.
Asma’ binti Abu Bakr berkata,” Apakah yang menghalangiku untuk tidak bertaqwa kepada Allah dan sabar?. Padahal dahulu kepala Nabi Yahya bin Zakaria saja menjadi hadiah bagi para pembangkang Israil.
Setelah jenazah diturunkan, dengan congkaknya Hajjaj berkata kepada Asma’; “ bagaimana kamu melihat ku memperlakukan Abdullah ?”.
Asma’ menjawab,” Aku melihatmu telah merusak dunianya dan dia merusak akhiratmu/ agamamu .”
Subhanallah … betapa agung dan tegarnya wanita ini, beliau mampu  istiqomah menghadapi berbagai musibah. Hatinya tak pernah merasa lemah . Semoga Allah meridhoinya dan menjadikannya ridho. Serta menjadikan syurga Firdaus sebagai tempat peristirahatannya. Amin.( Oleh: Ummu Mujahid/MAT )
*********************************************************************
Maroji:
  1. 35 Sirah Shohabiyah ( Shahabiyyaat Haular Rasulullah saw )Karya Al Mishri Mahmud
  2. Mawar-mawar Padang Pasir ( Masyahir an-Nisa' al-Muslimat ) Karya Ali bin Nayif asy-Syuhud
  3.  Muslimah Berjihad, Karya Yusuf Al-'Uyairi
  4. 101 Wanita Teladan di Masa Rasulullah saw, Karya Hepi Andi Bastoni.eUrl

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites